“Semua
orang bisa bicara, tetapi hanya sebagian orang yang bisa berbicara”. Kata-kata
inilah yang gue dapat dari sebuah buku motivasi tentang public speaking (PS).
Gue sengaja baca buku ini karena gue ngerasa pasif dalam setiap kegiatan gue.
Termasuk ketika belajar dikelas. Dan ternyata, itu tuh rugi banget. Rugi kalo
kita pasif dalam setiap kegiatan yang kita lakukan seperti organisasi. Dan
rugi juga malah bisa disebut celaka,
kalo kita pasif ketika belajar dikelas. Misalnya ketika presentasi, orang dengan
kemampuan PS bagus tentu dia akan bisa mengendalikan suasana (misal membuat
suasana kondusif), dan salah satu yang terpenting adalah meyakinkan audiens
dengan apa yang dia sampaikan (membuat audiens percaya dengan apa yang dia
sampaikan / mempengaruhi audiens). Sebaliknya dengan orang yang tak pandai PS.
Tapi disini yang pengen gue bahas bukan tentang public speaking (PS) atau
berbicara didepan umum. Tapi bercerita tentang pengalaman gue yang nyoba buat
ngelatih kemampuan ini.
Kebetulan,
tahun ini kuliah gue masuk semester tiga, yang artinya gue sekarang tingkat
dua. Berarti bakal ada yang manggil gue dengan sebutan kakak atau akang. Ya,
tepat. Gue bakal punya adik kelas. Atau sering disebut maba (mahasiswa baru).
Sehubungan dengan itu otomatis bakal ada serangkaian acara buat pengkaderan
para mahasiswa baru ini. Seperti kaderisasi di jurusan atau himpunan dan
kaderisasi kampus. Atau biasa disebut Ospek. Dalam kedua acara tersebut pasti
ada susunan kepanitiaan. Nah, Gue jadi terinspirasi buat ikut serta dalam
kepanitiaan tersebut. Karena gue berpikir mungkin inilah cara atau salah satu
metode untuk mengasah kemampuan PS gue. Berdasarkan pengalaman gue waktu jadi
maba, dalam rangkaian acara tersebut (Ospek jurusan atau Ospek kampus) ada dua
macam kepanitiaan. Yang pertama panitia inti atau panitia non teknis yang
terdiri seperti ketua Pelaksana, Wakil, Sekretaris, dan jajarannya yang
bertugas untuk merancang serta menjalankan acara secara tertulis seperti
membuat konsep, proposal dan lain sebagainya. Yang kedua panitia lapangan atau
Panitia teknis yang bertugas untuk menjalankan acara dan berkaitan/berhubungan
langsung dengan sasaran acaranya. Dalam acara ospek ini sasaran nya tentu
adalah mahasiswa baru. Panitia lapangan dalam acara ini ada tiga kelompok yaitu
ada mentor yang bertugas mendampingi maba, medis yang bertugas menangani maba
yang sakit, dan timdis bertugas untuk mengefisienkan dan mendisiplinkan maba.
Penyusunan
kepanitiaan diawali dari Ospek himpunan jurusan dahulu. Berdasarkan pertimbangan
gue sendiri, gue milih jadi panitia lapangan atau panitia teknis dengan divisi
MENTOR. Menurut gue, job desk seorang mentor sesuai dengan apa yang gue butuh
sekarang ini. Salah satunya, memberikan informasi/materi. Tentu pas banget
untuk melatih kemampuan public speaking gue. Dengan motivasi ngelatih kemampuan
PS ini gue tekan kan buat masuk divisi mentor. Dan akhirnya bisa. Mulailah
perdivisi merancang silabus job desk masing-masing. Ternyata Panitia inti ospek
kampus juga lagi ngadain acara open recruitment kepanitiaan lapangan. Dengan
kuota 5 orang perjurusan. Ketika mendengar itu, tanpa pikir panjang gue
langsung aja daftar. Dan tentu saja, lagi-lagi gue milih divisi Mentor. Dengan
proses yang lumayan begitu lama akhirnya gue berhasil masuk divisi mentor di
ospek kampus. Oiya, ospek kampus di gue acaranya disebut PPKK (Program
Pengenalan Kehidupan Kampus).
Menjadi
panitia, tentu saja tak mudah. Terkhusus panitia lapangan atau panitia teknis
yang nantinya langsung berhubungan dengan mahasiswa baru. Ada satu rangkaian
acara yang disebut TOT (Training of Trainer) yang harus dilalui oleh para calon
panitia di acara PPKK ini. Terkhusus panitia lapangan (Mentor, Medis dan
Timdis). Acara TOT ini berlangsung selama satu bulan sebelum acara berlangsung.
Dengan waktu diakhir pekan yaitu Sabtu dan minggu. Total, kita melaksanakan TOT
ini selama 8 hari. Kebetutulan TOT ini diadakan ketika libur kuliah. Jadi, kita
para panitia mengorbankan waktu liburan kita. Acara TOT ini diadakan untuk
melatih para panitia secara mental, fisik, skill perdivisi dan sekaligus
menyatukan seluruh panitia (Saling mengenal demi kelancaran kerjasama, dan satu
suara untuk mensukseskan acara PPKK ini). Hari pertama TOT seluruh panitia
(termasuk panitia inti) dilatih/didiklat secara 100% fisik serta untuk
kedisiplinan. Tujuan nya tentu saja untuk membentuk fisik dan sikap disiplin
yang bagus. Ditengah teriknya matahari, dengan kaos berwarna hitam polos, kita
berlari, berteriak-teriak, push up, dll. Tapi itu ada efeknya. Para panitia menjadi
disiplin. Hal itu terlihat dari waktu kedatangan para panitia. Dihari kedua
sampai kedelapan, hanya panitia lapangan saja yang mengikuti TOT. Dengan materi
sesuai tugas masing-masing. Mentor menggunakan kaos biru, Medis menggunakan
kaos putih, dan Timdis menggunakan baju berwarna hitam.
Dari
sinilah mulai timbul rasa kekeluargaan antar divisi. Sitem pelatihan di TOT
ini, pas seperti yang gue butuhkan. Khusus nya dipelatihan mentor. Kita dipaksa
berani ngomong, berani angkat tangan dan mengutarakan pendapat. Dilihat dari
tugas nya, menurut gue mentor lah yang dapat dibilang vital (bukan bermaksud
narsis). Karena mentor berhubungan dengan maba dari mulai awal acara bahkan
sampai setelah acara berakhir. Di awal TOT ini, dijelaskan tugas mentor yang
adalah 5M :
1. Mengawasi 2.
Membimbing 3. Menginformasikan 4. Mengarahkan 5. Memotivasi
Dilihat dari tugasnya
gue nyimpulin hal-hal yang harus disiapkan. Yaitu :
1.
Melatih
kemampuan public speaking
2.
Menyiapkan
materi
3.
Sering membaca
buku motivasi
4.
Kritis dalam
berargumen
5.
Peka dan tanggap
Dan
dari TOT inilah gue dapet semua hal tersebut. Selain itu diadakan pula simulasi
supaya tau apa yang harus dilakukan ketika dilapangan. Para mentor dibagi
menjadi dua. Setengah maba setengah lagi jadi mentor. Ketika simulasi banyak
kejadian-kejadian unik. Tepatnya jenis-jenis maba yang jauh dari kenyataan nya.
Ada istilah maba berantem atau maba rusuh yaitu ketika tenang-tenang nya
simentor ngasih materi tiba-tiba ada maba yang berantem. Tentu saja simentor
rusuh dan bingung apa yg harus dilakukannya. Selain itu ada juga maba special
anak pejabat atau anak rektor, maba manja, maba lemah, maba ngeyel dan lain
sebagainya. Banyak hal yang bikin kita ketawa dalam momen ini. Dan tentu saja
karena momen inilah semakin tumbuh rasa kekeluargaan nya. Kita para mentor jadi
semakin mengenal. Sebelum acara PPKK, panitia lapangan dituntut untuk membuat
nama masing-masing. Dengan tema bahasa Persia kuno. Untuk mentor namanya adalah
VARANGIANS yang artinya pengawal. Untuk medis namanya AVICENNA dan timdis
namanya IMMORTAL. Untuk timdis dan medis gue lupa artinya. Dan satu orang
pemimpin kami yaitu danlap. Danlap diberi nama ARTHUR.
29
Juli 2013. Akhirnya acara PPKK ini berlangsung. Perjuangan kami selama satu
bulan di TOT dibuktikan disini. Ternyata spesies-spesies maba yang aneh seperti
maba berantem, maba ngeyel, maba special yang gagap atau mengaku anak
pejabat/rector, maba ngeyel itu tidak ada dilapangan. Ternyata maba itu polos,
maba itu asik. Tentu saja mereka bakal kondusif dan menghargai terhadap apa
yang kita lakukan, asalkan kita mengerti suasana. Tingkat ngeyel maba sebenarnya jauh berbeda dengan tingkat ngeyel
maba ketika simulasi. Untungnya ketika simulasi kita dibiasakan dengan standar
spesies maba tinggi. Yang bener-bener ngeyal. Sehingga dilapangan ketika ada
maba ngeyel kita bisa cepat mengatasinya. Begitupun dengan tugas. Tugas
mentor/varangians yang dirumuskan 5M, ternyata dalam acara ini benar-benar
terbukti. Bahkan ada huruf M-M selanjutnya. Seperti, mengantarkan ke Wc, mengumpulkan
botol, menjaga botol, menjaga sandal maba, sampai yang paling extreme bikin
jantung deg-degan adalah mengajak ngobrol orang tua maba yang sengaja datang untuk
mengawasi anaknya. Dan ada pula M yang bisa dibilang rezeki yaitu MODUS sama
maba. Hahaha
0 komentar:
Posting Komentar