Powered By Blogger

Minggu, 11 Agustus 2013

Gara - gara Gengsi

                   Sebuah beban hidup yang sangat berat adalah nafsu. nafsu disini bukan nafsu itu. tapi maksud gue gengsi. benar gengsi itu memerlukan pengorbanan besar. dimulai dari tenaga, uang, dan yg penting serta paling terpenting dari itu adalah mental. keberanian diri untuk berani tampil beda dari biasanya. mengikuti alur lingkungan yang membuat iri dan ingin merasakannya.
                   Zaman dahulu beberapa tahun kebelakang anak SMP hanya tahu belajar, uang jajan, maen sampe jam 5 sore paling telat udah gitu mandi terus berangkat ngaji. tapi di zaman sekarang berbeda. di zaman yang bergengsi ini anak SMP mulai beranjak seperti anak SMA sedangkan anak SMA bergaya seakan-akan dia menjadi anak kuliahan. bukan sekolahnya tapi kelakuannya. Positif? bukan melainkan Negatif bung. Pantes aja negara ini gak maju2.. huft seandainya positif maju negara ini. hahaa
                   Disebuah kampung Besar dan ternama yaitu Kampung "Karung" hiduplah seorang anak kelas 2 SMP dari sebuah keluarga sederhana yang beranggotakan 4org. Sebut saja anak itu Mamat. Mamat adalah anak bungsu. Maka dari itu kata-kata pepatah tentang "anak bungsu pasti bakal lebih brutal dari pada anak sebelum2-nya". itu dialami Mamat sang anak bungsu. dia memang lebih brutal dari kakanya Mansyur.
                    Meski begitu namun Mamat lebih berprestasi dari pada Mansur, oleh karena itu tak ayal dia dimanja oleh kedua orang tuanya. Namun hal itu membuat Mamat merasa terkekang. Dikampung Mamat kebetulan anak2 seumurnya bertingkah laku Brutal-beud. Preman kecil, preman pasar, preman cinta, sampe Preman Relaxapun ada *ekh itukam permen huft.
                   Berdasarkan kemajuan zaman, serta naiknya harga Gengsi. Acara mengaji malampun hilang untuk anak dikampung itu. Berbeda dengan mamat meski begitu dia tetap dipaksa ngaji oleh orang tuanya tepatnya dia di masukin ke sebuah tempat suci bernamakan Pesantren Pagelaran Berapa aja deh terserah tebak aja antara 1-5, itu nama pesantrennya. Mamat pergi mengaji kepesantren itu bersama Kojek adik kelasnya. Pada suatu malam tepatnya hari sabtu malam, Tobet teman Mamat jam 4sore ngajak nongkrong nanti malam di rumah Prenli. Awalnya Mamat menolak dengan semangatnya dia bilang dia mau pergi ngaji. Tapi Tobet malah mengejek Mamat, dia bilang gak gaul lah, anak Mamih lah (emang lo bukan anak mamih bet, anak sapa? anak Sapi bet?? huft) ya seperti itulah. Mamat memanas kini suhu fikirannya naik melebihi suhu pelarut umum 100,5derajat wkwkwkwk. Dia bilang "Gua bukan anak mamih..." gua ikut ko(gengsi). Nah gitu donk itu baru sobat gua. Kata Tobet.
                  Magribpun datang..setttt (efek suara). Mamat pergi dari rumah dengan seragam seperti biasa pakaian dia ngaji. di jalan dia di cegat(sunda language) Tobet dan 2orang temannya. heh mat, gimna? jadi ikut. Mamat jadilah tapi bentar gua ganti baju dulu. Akhirnya merekapun berangkat kerumah Prenli. Telolettetlot teng8x (bunyi jam dinding di rumah Mamat yang menunjukan tepat jam 8malam) dimana seharusnya Mamat sudah tersedia dirumah.
                  Setttt...30menit kemudian..
Mamat sianak bungsu belum juga tiba kerumah. Pak Zanu mulai heran kamana heula ngaladogna iyeu budak(sundanis language : kemana). Pak Zanu pergi keluar mendatangi rumah teman seperjuangannya di Pesantren Pagelaran 1-5 Kojek. Dan ternyata Kojek memang sudah ada di rumah dia pun berkata bahwa Mamat tidak pergi mengaji. Duuuaarrrrr...Pak Zanu meledak dia keliling-keliling dikampung itu mencari anaknya yang terbelenggu gengsi huft
                    Di rumah Prenli...
5orang anak SMP yang brutal sedang bermain Kerambol, 4orang bermain dan 1org menganggur melihat namun mengganggu. Kebetulan Mamat ada disana. secara Geografis letak Mamat berada di kotak kerambol Lebar dia membelakangi jalan raya umum. Rustam(yg menganggur) mengganggu Mamat yaitu dengan cara jiwir menjiwir telinga. wkwkwk Mamatpun kesal diapun marah, Rustam diam. Beberapa menit kemudian ketika mereka sedang bermain dengan asiknya tepat dibelakang Mamat muncullah seorang dan langsung saja menjiwir Mamat. Mamat yang lagi kesalpun berbunyi : "Anjik Rustam..Kau.." kemudian berbalik. Creeetttt...Muka yang kesal-marah itu menciut seperti ayam yang sedang sakit-kedinginan. Ekh,, bapa..heuu. Kata mamat. "Balik siah.." sahut pak Zanu yang kesal. Mamatpun pulang membawa oleh-oleh air mata dan Amuk pak Zanu.
Dari cerita ini Mamat mengambil kesimpulan :
1. Gengsi itu cukup siang hari aja gak usah malem2
2. Kalo maen kerambol dirumah Prenli jangan diam diposisi yg membelakangi jalan raya umum
3. Kalo mau maen malem siap2 bawa keresek buat bungkus oleh2

                                                                           ***

0 komentar:

Posting Komentar