Powered By Blogger

Minggu, 11 Agustus 2013

Dicari : Anak Hilang



Microphone mesjid. Atau yang lebih di kenal speaker mesjid oleh orang sunda. Di kampung-kampung memang speaker mesjid itu digunakan bukan hanya untuk adzan buat waktu shalat aja. Tapi buat pengumungan untuk warga juga selalu di gunakan. Ngomong-ngomong speaker mesjid gue punya cerita memilukan tentang hal itu. Begini.....
Suatu malam gue beranjak dari rumah menuju rumah Reza sobat gue. Ma’lum sohib gue yang paling akrab sama gue ketika itu Reza. Dirumah Reza ada Yunand, disana kami ngobrol-ngobrol kaya bapak-bapak dengan masing-masing memegang secangkir kopi bercerita tentang pengalaman hidup ketika mengarungi nestapa-derita-bahagia. Wkwk Ketawa terbahak-bahak ketika mengingat masalalu yang kongkret dengan kejadian memalukan. Bergosip ala Ibu-ibu arisan. Cinta,karir,ibadah terucaplah dari bibir ke bibir diantara kami. Kebetulan Yunand sobat masakecil kami ketika SD dan sekarang dia melanjutkan study-nya di Bandung. Tinggal di daerah perumahan Dago kalo gak salah. Itu baru katanya.hhe
 Wuuiiiisssshhhh.... *suara dinginnya angin malam. Yang terasa kian menusuk ususku. Kuhangatkan kembali usus yang kedinginan itu dengan secangkir kopi manis berasa susu mocca yaitu Kopi ABC Mocca. Seregut demi seregut pindahlah secangkir kopi itu kedalam tubuhku namun tidak beserta cangkirnya. Karena terlalu keras euy cangkirnya kalo diminum teh wkwkwkwk J. Tak terasa waktupun menunjukkan jam 10 malam. Hmmm waktunya pulang nih.. sebelum gue di obrak-abrik sama bokap kalo pulang malem-malem teuing. Bubarlah perkumpulan tiga teman lama itu. Plak plak plak.. suara kakiku menepikan langkah dijalan setapak berbatu kecil nan berlubang di temani derasnya laju angin malam ini. Beberapa menit kemudian tibalah dirumah yang selama ini menjadi tempat gue tinggal. Nampak gorden telah tertutup rapat, serta pintu telah terkunci mutlak. Gue coba ketuk berkali-kali memanggil seisi rumah namun di rumah yang sederhana itu tak ada orang yang tinggal. Dan beruntungnya gue tetangga gue bi Dariyah menjelaskan kalo bokap-nyokap gue lagi keluar rumah. Oh yasudahlah gue memutuskan untuk kembali pergi maen. Tinggal nunggu SMS dari bokap aja kalo mau pulang mah. Sampailah dirumah Pendi. Disana ada Dedenk, Buday, Toples serta Mamat. Mereka sahabat gue juga namun jadwal kumpul sama mereka yaitu malem minggu. Ma’lum disini perkumpulan kami pria-pria jomlo yang kesepian.
Gonjreng gonjreng.. asiknya suara guitar yang gue mainkan bareng Pendi. Galau menggalau itulah yang sering kami lakukan ketika berkumpul. Tiba-tiba tambah lagi nasib sial bagiku Handphone gue Low alias mati batrenya abis. HuftL Saking asiknya maen gitar gak kerasa waktupun menunjukkan pukul 23.00. hmmm kali ini gue gak peduli mau jam berapa-berapa juga karena lagi asiik sih hahaha. Dan ternyata nasib sial kembali menghampiri si Gue yang malang ini. Di mesjid Utama di kampung gue yang permai ini terdengar sura pengumuman yang isinya disitu mengumumkan kalo gue ilang. Halaaahhh... Gue hafal banget itu suara bokap. Bokap gue nyuruh gue pulang namun pake cara lain yaitu dengan cara mengumumkan gue ilang ke warga kampung. Astaga... Nafsu asik maen gitar itu lenyap seketika. Bergegaslah diri ini lari menghampiri suara itu. Dan disana terbukti banyak warga yang berkumpul dan mereka mengira kalo gue yang malang ini bener2 ilang. Masya Allah.. Malang sekali nasib ku ini... hooaaaaammmzzz
Kembali kerumah, tidurlah simalang ini. Dan besoknya dengan full rasa malu. Gue memberanikan diri untuk keluar rumah, ketika itu gue disuruh membeli bawang sama nyokap. Lalu terbuktilah Malu itu. Bu Ida tetangga gue bertanya, Ilang kemana kamu sal??? Masya allah.. *kabuuurrrrrrrrrr......

0 komentar:

Posting Komentar