Powered By Blogger

Minggu, 11 Agustus 2013

Tragedi Calon Judat Ganpadma!


              Setiap tahun suatu organisasi/eskul di sekolah gue pasti ngadain yang namanya diklat. Ya lebih tepatnya menjurus kearah ospek gitulah. Kelas 3 jelas dong jadi senior yang punya hak buat marah-marahin juniornya kelas 2 sama kelas 1. Kelas 2. nah diposisi inilah gue, disebut juga Posisi transisi yaitu ketika jadi senior sama junior di marahi sama memarahi. Di UM atau Nge-UM. Jadi kalo bilangan itu bisa di bilang posisi sia-sia (netral) marah = +2 dimarahi = -2. Maka sama dengan 0 (nol).
                Hari itu hari sabtu, selepas latihan eskul gue yang satunya yaitu padus gue langsung kekosan berkemas barang-barang yang akan di bawa buat diklat Ganpadma, yang rencananya akan berkemah di daerah yang di sebut cibareubeuy. Di tengah hutan yang jauh sejuk namun agak menyeramkan kalo menurut gue jika diam sendirian disana. Disana bukan hanya diklat buat kelas 1 calon bakal anggota aja tapi juga menurut kabar burung yang tak tentu adanya disana juga bakal di laksanakan diklat calon kepengurusan buat kelas 2 yang nantinya akan menggantikan kepengurusan kelas 3. Sehingga itu pantas saja kaka senior kelas 3 mewajibkan kelas 2 untuk ikut. Kita berangkat bareng-bareng jam 4sore. Berkumpul di depan pos satpam sekolah. Kita berangkat menggunakan mobil truk. Seperti biasa kebiasaan yang kini mulai terbiasa dan membuat semuanya kebiasaan untuk biasa telat alias jam karet atau sering kita sebut “NGARET”. Dan jam setengah 5 belum berkumpul juga. Sebenarnya tinggal satu orang lagi, yaitu si keriting mupeng (muka pengen) Agung Oktapriatna. Yang mengaku anak kota. Namun kotanya kotakan yaitu yang tak lain adalah Cilaja city tapi city-nya citi-an hahaha :D. Jam 5 kurang 15 datanglah sesosok mupeng yang membuat resah itu. Yang membuat kami resah bukanlah takut dia kenapa mengapa atau apa2 tapi karena dialah sang ketua pelaksana acara diklat tersebut. Ya dia temen seangkatan gue. Sekelas juga. Dan benar aja weh... Dia di wek2 sama ketua DA putri yaitu Teh Denis. Dan lucunya simuka pengen itu hanya tertawa tanpa dosa. Tiis.. kaya kentut yang datang.. hanya kecium baunya kemudian ilang. Dengan topi anak regenya yang dia pake mirip bayi umur 2 bulan hanya melihat kami dengan senyuman tanpa merasakan apa2. Dasar mupeng. Akhirnya sampailah kami di lokasi. Dan Jauh dari perkiraan ternyata lokasi kemah kami itu jauh. Bener2 jauh dari lingkungan masyarakat,pedesaan apalagi perumahan. Bahkan sinyal hape pun tak tersedia disana. Hujan turun, walaupun cuma gerimis ya tetep aja basah. Kami berjalan kira2 sejauh 3,33km (jarak disamarkan tapi aslinya emang jauh ko, sumpah deh) . Masuk kehutan, sebrang sungai, turun jurang naik bukit. Jalanan becek, tas, baju basah semuanya. Begitulah menderitanya kami ketika itu. Tapi penderitaan itu bener2 gak kerasa karena ilang oleh semangat kami yang merasa seperti bener2 anak pencinta alam yang sedang melaksanakan petualangan menaklukan ganasnya alam. Hahaha
Sungai, hujan, tanah yang becek, kami jadikan rintangan. Susahnya dapat air minum membuat kami berani meminum segarnya air sungai asli pegunungan. Karena kami memang bener2 kehausan ketika itu. Hari mulai gelap jam 6 sore disana sudah seperti jam setengah 7 ya gitulah lebih gelap gimana gitu. Setelah berjalan sekian lamanya akhirnya sampe juga di tempat tujuan. Setelah itu bagi-bagi lokasi. kelas 1 di saung paling atas, kelas 2 di tengah dan kelas 3 di bawah. Jam 8 adalah acara makan malam dimana kami harus membuka perbekalan kami sekarang. Makan di dalam kegelepan begitu nikmatnya. Salah colek sambalpun terjadi.wkwk Ma’lum lah kami makan membentuk lingkaran disaung yang kotor baju yang basah di temani beberapa lilin-lilin yang kurang banyak untuk sebuah kata “T.E.R.A.N.G”. Enak gak enak nyaman gak nyaman yang penting makan. Setelah acara makan adalah acara pembentukan nama BANTARA buat anak kelas 1. After that, Acara herey2an yang di pandu oleh orang yang menurut gue paling saraf dan katanya dia gak punya urat kemaluan yaitu Beubeu Hernandes. Dia emang rame tapi sayangnya ramenya itu loh yang bikin gue kesiksa. Karena guelah yang sering jadi objek mainan si gulungan kentut itu. Tapi apalah daya sudah takdir kali gue jadi bulan-bulan mahluk gembul nan busuk mengesalkan itu. Huft
Waktu tidurpun tiba. Jam 9 kami kelas 2 dan kelas 1 di perintahkan untuk tidur. Kami tidak bodoh, berdasarkan pengalaman sebelum-sebelumnya pasti tengah malem nanti ada acara di gertak di bangunin terus di bentak-bentak sama di permainkan sesuka hati sang kaka kelas. Busuk ya? Itulah gak enaknya jadi junior boi.. L  Tapi tak apa, untuk menjadi orang yang berhasil harus ada mental yang kuat. Karena berfikiran seperti itu kamipun tidak tidur mengobrol apa aja dari mulai masalah cewe hingga ngobrolin masalah 17th ke atas.. husss *ini di sensor ya J. Tapi itu tak berlangsung lama ada senior kami yang keliling lalu memarahi kami yang belum terlelap tidur. “Heh..Tidurrr... “ sahutnya sambil memukul saung kami dengan sebuah bambu. Permasalahannya sebenarnya bukan kami gak mau tidur, tapi susah. Tidur di keadaan-lingkungan yg tidak mendukung di dalam saung berukuran kecil sekali kira2 (2x3)m harus tidur 8orang yang ukurannya berbeda-beda mending semua ukuran badan mereka kaya gue kecil. Pasti gak ngabisin tempat ini si adit badan bulet kaya tong sampah, terus sirivan yang panjangnya mirip teraje wah wah, udah gitu baju-baju di tas pada basah kena air hujan tadi pas di jalan. Begitupun selimut yang kami bawa dari rumah pula ikutan basah. Sia-sia kan? Mana suhu dingin banget. Mampuslah bagi gue yang gampang kena masuk angin. Tapi,, untung ada “Tolak Angin”.. J.
Tak tok tak tok...... Bangun.. woy bangun, bangun pake pramuka lengkap!.... Teriak kaka kelas ketika membangun kami, yang tengah tertidur. Dan Panik pun kinilah yang kami rasa. Ribut nyari ini Itu perlengkapan pramuka kami. Dan gue sama restuvi telat. Beruntungnya gue disini gue keluar sambil batuk-batuk jadi gak kena hukuman dan ketika kaka kelas tanya gue sakit dengan muka so sakit gue jawab iya tapi Cuma masuk angin dan gue langsung membuka satu bungkus tolak angin yang ketika tersedia di saku kiri dada gue. Dan sialnya nasib restuvi dia kena hukuman di suruh bus-up. Setelah gue telan kembali obat orang pintar itu, gue pun di perintahkan untuk bergabung berbaris sama temen2 gue di tengah saung yang ketika itu jauh dari saung anak kelas 1 supaya gak berisik. Saat itu yang gue rasakan hanya ngantuk. Konsentrasipun gak bisa. Ketika kami berbaris kami di beri 1lembar kertas isian dan 1lilin yang isinya kalo gue gak salah adalah jabatan apa yang kamu pengen di Ganpadma (Nama Satuan Pramuka SMANSA). Dan sebenernya dari dulu gue udah ngincer posisi Judat (Juru-adat) begitupun kata temen2 gue, gue cocok di posisi itu. Soalnya pas banget buat bocah tukang marah-marah kaya gue mah. Haha
Dan ketika kami sudah di berikan satu kertas isian sama satu lilin tadi kami di perintahkan untuk berpencar. Cari tempat yang menurut kalian nyaman buat ngisi kertas tadi sekali pun DI ATAS BATU. Itu kata-kata Teh Denis yang gue inget. Di atas batu yang paling terngiang di telinga gue, yang ketika itu masih ngantuk karena kekurangan memejamkan mata. Dan apa yang terjadi? Disinilah di mulainya kesedihan itu, ketika gue berhasil menemukan sebuah batu besar yang gue kira batu itu tinggi pula. Dan ternyata tidak. Hop, hop.. langkah gue menuju batu tersebut. Dan ketika sampe di penghujung batu tersebut tiba GGGGOOOLLLEPPRAAAKKK......”Hu’aa... alah”.. gue jatuh kesebuah jurang dimana pinggang gue yang menahan  semuanya di atas sebuah batu. Skitnya minta ampun kaya encok kake-kake yang seminggu sekali kambuh.. masa allah.. sialnya sigue ini temen2 gue bukan langsung nolongin tapi malah ketawa dulu melihat  gue E.U.N.G.A.P- E.U.N.G.A.Pan kaya orang yang asma, sesek nafas mau nemuin ajalnya. Dan yang lebih ngeselin adalah Bebeu dia malah teriak “Ash-shalihin.. Ash-shalihin..” sambil tertawa. Untung cepat2 ada sibapa yang jaga tempat itu langsung nolong gue. Dan lebih beruntungnya lagi ternyata dia bisa ngurut. Hahaha Jadi pinggang gue bisa langsung sembuh ketika itu juga. Haha
                Beginilah kisah sang calon Judat Ganpadma yg menyedihkan itu. tapi tak apa akhirnya pan jadi dapet jabatan judatnya juga. Wkwkwkwk
J

2 komentar:

  1. Tulisannya kenapa warna putih. Kagak kebaca gan kkkk

    BalasHapus
  2. sori, sekarang mah udah diganti.
    itu tuh nyalin dari blog lama, haha

    BalasHapus